Sabtu, 24 Desember 2011

Perbandingan Lensa Tetap (Prime/Fixed Lens) atau Lensa Zoom

1 komentar
Masing-masing lensa ini punya keuntungan dan kekurangan. Berikut ini kira-kira perbandingannya.
Lensa Tetap (Prime/Fixed Lens)
nikkor_35
Lensa ini memiliki nilai fokus yang tetap. Misal 50 mm, 35 mm, 85 mm, 105 mm. Keuntungan dari lensa dengan nilai fokus tetap ini, kualitas gambarnya lebih tajam. Selain itu bukaan diafragmanya bisa lebih lebar dan lebih cepat karena komponen-komponen di dalamnya sederhana. Ini juga mempengaruhi harga, sehingga harga lensa jenis ini lebih murah. Tentu saja  ukurannya menjadi kecil/ringkas dan ringan.
Kekurangannya, lensa ini hanya mempunyai jangkauan yang tetap, sehingga jika ingin mendapat jangkauan yang berbeda, kita harus berpindah lokasi sehingga mendapat jangkauan yang baik. Kerepotan juga akan muncul karena akan sering mengganti lensa ketika hendak memotret obyek dengan jarak atau jangkauan yang berbeda. Selain memakan waktu untuk mengganti lensa, sering menyopat-nyopot lensa mengakibatkan debu rentan masuk ke dalam bodi kamera yang bisa mengganggu sensor.
Lensa Zoom
nikkor-18-55
Berbeda dengan lensa tetap, lensa jenis ini memiliki jangkauan nilai fokus tertentu. Kita bisa dengan mudah dan cepat mengganti jarak fokus tanpa perlu mengganti lensa atau berpindah tempat karena kita tinggal memutar gelang zoom ketika hendak memotret obyek dengan jangkauan tertentu.
Namun, kekurangannya, gambar yang dihasilkan tidak setajam bila dibandingkan dengan gambar yang dihasilkan oleh lensa tetap meski menggunakan jarak fokus dan bukaan diafragma yang sama. Bisa jadi karena ada banyak komponen di dalamnya membuat gambar yang dihasilkan lensa zoom tidak setajam pada lensa tetap. Karena lensa ini memiliki berbagai macam titik fokus, komponen di dalamnya pun makin banyak sehingga harganya pun lebih mahal daripada harga lensa tetap. Ukurannya pun menjadi lebih panjang dan berat.
Meski begitu, lensa zoom kini juga bisa menghasilkan gambar dengan kualitas yang tajam seperti pada lensa tetap. Namun biasanya ini pada lensa-lensa profesional dengan harga yang mahal.
Memiliki kedua jenis lensa ini adalah hal yang bagus, namun bila masih dalam tahap belajar, menggunakan lensa zoom saya kira lebih menguntungkan, karena bisa mencoba berbagai jangkauan fokus. Dan kalo dipikir-pikir, membeli beberapa lensa tetap  itu biayanya bisa sama dengan membeli sebuah lensa zoom.
Saya pun masih menggunakan lensa standar (lensa kit) dengan jangkauan 18-55 mm. Seandainya saya punya rezeki, saya pengen membeli lensa tele-zoom dengan range fokus 70-200 mm dan sebuah lensa tetap wide angle 35 mm.
Gambar lensa diambil dari situs Nikon.

Perbedaan Sensor CCD & CMOS

0 komentar
Pada dasarnya sensor CMOS dan CCD adalah suatu bagian dari kamera yang berbentuk chip yang fungsinya mengubah cahaya menjadi elektron supaya bisa di simpan dan di proses oleh kamera itu sendiri. CMOS & CCD keduanya merupakan sensor yang berisi jutaan pixel untuk menangkap foton cahaya.

Lalu, apa bedanya ?

Nah mungkin lo semua juga nanya hal yang sama kaya gue guys, gue pun sebenarnya masih sedikit kurang faham, mohon maaf yah kalo ada kesalahan info.
Sensor CMOS (complementary metal oxide semiconductor)
http://kamera-gue.web.id/wp-content/uploads/2010/02/cmos.gif
Plus :
  • praktis, keping sensor sudah termasuk rangkaian ADC (camera on a chip)
  • hemat daya berkat integrasi sistem
  • kecepatan proses responsif  (berkat parralel readout structure)
  • tiap piksel punya transistor sendiri sehingga terhindar dari masalah smearing atau blooming
Minus :
  • proses pematangan teknologi (untuk menyamai kualitas CCD perlu biaya besar)
  • piksel dengan transistor didalamnya menurunkan sensitivitas piksel (area penerima cahaya menjadi berkurang)
  • piksel yang mampu mengeluarkan tegangan sendiri kurang baik dalam hal keseragaman kinerja (uniformity)

Sensor CCD (charge coupled device)
http://kamera-gue.web.id/wp-content/uploads/2010/02/cmos.gif
Plus :
  • matang secara teknologi
  • desain sensor sederhana (lebih murah)
  • sensitivitas tinggi (termasuk dynamic range)
  • tiap piksel punya kinerja yang sama (uniform)
Minus :
  • desain sistem keseluruhan (CCD plus ADC) jadi lebih rumit dan boros daya
  • kecepatan proses keseluruhan lebih lambat dibanding CMOS
  • sensitif terhadap smearing atau blooming (kebocoran piksel) saat menangkap cahaya terang
_____________________________________________________________________
Baik sensor CCD maupun sensor CMOS, keduanya sudah cukup lama dikembangkan meski pada awalnya kualitas CMOS memang kalah dibanding dengan CCD. Maka itu CCD awalnya lebih diutamakan untuk dipakai pada kamera digital sementara CMOS hanya ditujukan untuk dipakai di kamera ponsel. Lambat laun riset telah berhasil meningkatkan kualitas sensor CMOS dengan harapan bisa menyamai kualitas sensor CCD. Kini sensor CCD sendiri justru mulai dikembangkan untuk kamera ponsel, sebaliknya sensor CMOS yang semakin disempurnakan mulai diterapkan di kamera digital. Persilangan ini menandakan sudah tidak lagi ada perbedaan berarti dalam hal kualitas gambar antara keduanya. Kini pada kamera DSLR kelas menengah dan atas saat ini sudah memakai sensor CMOS, sementara DSLR ekonomis masih memakai CCD. Sebagian besar kamera non DSLR masih memakai sensor CCD.
Jadi, baik sensor CCD maupun CMOS memang berbeda total secara desain. CCD punya keunggulan dalam hal sensitivitas meski berpotensi terganggu saat berhadapan dengan cahaya terang. CMOS unggul dalam hal kecepatan hingga lebih cocok dipakai di kamera dengan fps (burst) tinggi. Namun keduanya sudah didesain untuk sanggup memberikan hasil foto yang berkualitas tinggi, jadi fokuskan saja pilihan pada hal-hal lain seperti memilih lensa yang berkualitas dan melatih teknik memotret yang baik.
Kira-kira seperti ini perbedaannya
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtFCgewfaRROTRBabKm-cenaF4-65Jvc-_FP-iQfjxWHdjCTJsNmCVZC0vz7-l23p1LINTJFysZ4Gd-JQrB_H4b4y-xoJylgUlTfRrv07UzOs5mOlxRdH8wqaId39pExXiGzAniSRQ_rM3/?imgmax=800
hasilnya,
http://farm4.static.flickr.com/3084/3849827912_7888c74a5a_o.jpg
Karena, masih belum terlalu ngeti & takut salah menyampaikan sesuatu, sebagian besar gue salin dari http://erwinmulyadi.co.cc/2010/03/antara-sensor-ccd-dan-cmos/  dengan informasi-informasi tambahan yang gue rasa perlu :) )

Keyword yang dicari:
pengertian sensor kamera, sensor kamera DSLR, sensor full frame kamera DSLR, perbedaan sensor CCD & sensor CMOS, kelebihan sensor CCD, Kelebihan sensor CMOS, cara kerja sensor CCD, Cara kerja sensor CMOS

Jenis-Jenis Lensa pada Kamera DSLR

1 komentar
Bagi semua kamera, lensa merupakan penentu kualitas foto yang akan kita dapatkan.Maka merupakan hal yang wajar jika lensa di predikatkan sebagai mata dari sebuah kamera. Dan hal itu juga yang membuat lensa dikatakan memiliki pengaruh dominan untuk mendapatkan gambar yang bagus di banding sistem kamera yang kita gunakan.
Sebelum kita mengenal lebih jauh tentang jenis-jenis lensa pada kamera DSLR, ada baiknya teman-teman mengetahui bahwa mekanisme lensa di kamera DSLR ada dua yaitu lensa zoom & lensa fixed prime, untuk lebih jelasnya teman-teman bisa membaca postingan saya sebelumnya tentang perbedaan lensa Zoom & lensa Fixed (Prime). Selain itu untuk lebih jelas lagi, kita juga harus mengetahui bagian-bagian atau anatomi lensa tersebut, saya rekomendasikan untuk membaca postingan Bagian-bagian Lensa pada kamera DSLR.
Disini saya akan membahas lensa berdasarkan jarak fokus, lensa khusus, mekanisme lensa & Penyedia lensanya.
OK, here it is, lets show all…!

Berdasarkan jarak fokusnya:

  1. Lensa Standar

http://cdn-4.nikon-cdn.com/en_INC/IMG/Assets/Camera-Lenses/2010/2176-AF-S-DX-Nikkor-18-55mm-f-3.5-5.6G-VR/Views/2176_18-55DX_VR2_side.png?targetMedia=/en_INC/IMG/Assets/Camera-Lenses/2010/2176-AF-S-DX-Nikkor-18-55mm-f-3.5-5.6G-VR/Views/353_2176_18-55DX_VR2_side.png
Nikon 18-55mm f/3.5-5.6G VR DX AF-S
Lensa standar merupakan jenis lensa yang paling banyak digunakan kalangan fotografer. Terlebih biasanya dalam paket penjualan SLR juga disematkan lensa kit, yang merupakan lensa standar.Pada DSLR bersensor fullframe mumnya lensa ini berukuran 55mm.
Area pandang yang dihasilkan paling menyerupai pandangan mata kita. Selain itu prespektif yang ditawarkan di jenis lensa ini juga tidak terdistorsi.
Jenis lensa ini cocok digunakan untuk jarak pandang sedang. Misalnya seperti foto jurnalisme, foto acara, foto olahraga in door & foto jalanan. Bahkan fotografer terkenal Henri Cartier Bresson, master fotografer jurnalis & street photography juga suka menggunakan lensa ini.
Contoh panjang fokus lensa standar (diambil dari 18-55mm f/3.5-5.6G VR DX AF-S )
Contoh lensa standar :
-         Nikon 18-55mm f/3.5-5.6G VR DX AF-S
-         Canon 17-55f/2.8 IS USM EFS
-         Tamron 17-50mm f/2.8 XR Di II VC SP AF
Contoh hasil jepretan kamera standar (diambil dari 18-55mm f/3.5-5.6G VR DX AF-S)

  1. Lensa Wide Angle

Lensa ini merupakan lensa sudut pandang lebar. Lensa jenis ini mempunyai jarak fokus yang lebih pendek dari lensa standar, antara 24-40mm. Lensa kit yang disajikan dalam paketan DSLR biasanya berukuran  18-55mm juga bisa disebut sebagai lensa wide angle. Lensa jenis ini akan memiliki efek distorsi dapat memperburuk citra gambar jika kita tidak tahu setingan yang pas.
Lensa ini sangat cocok digunakan untuk mengambil gambar panorama alam.
Contoh panjang fokus lensa sudut lebar ( Olympus Zuiko Digital ED 9-18mm ):
Contoh lensa sudut lebar :
-         Nikon 14-24mm f/2.8G ED (1.7x) AFS
-         Olympus Zuiko Digital ED 9-18mm 1:4-5.6
-         Canon 10-22mm f/3.5-4.5 USM EFS
-         Sony 11-18mm f/4.5-5.6DT
-         Sigma 12-24mm f4-5,6 EX DG
Contoh foto menggunakan lensa sudut lebar (Olympus Zuiko Digital ED 9-18mm 1:4-5.6)
  1. Lensa Telephoto

Lensa telephoto adalah lensa yang jarak fokusnya 60mm atau lebih. Lensa telephoto digunakan untuk mendapatkan & memperbesar objek yang ada di kejauhan. Lensa telephoto juga mempunyai jenis lensa zoom & lensa fixed.
http://a.img-dpreview.com/lensreviews/canon_70-200_2p8_is_usm_c16/Images/frontpage.jpg
Akhir-akhir ini juga banyak dikembagkan lensa telephoto bisa fokus ke objek yang jaraknya dekat (makro). Lensa telephoto dikatakan menjadi lensa super telephoto apabila jarak fokusnya sangat besar, lebih dari 200mm.
Jenis lensa ini umumnya berukuran sangat besar, jadi kita butuh tambahan tongkat monopod untuk menopang lensa ini supaya nyaman saat kita guakan. Lensa jenis ini cocok untuk digunakan dalam fotografi satwa liar, bidang olahraga outdoor & objek foto yang jaraknya jauh dari kita.
Contoh lensa telephoto :
-         Nikon 80-400mm f/4.5-5.6D ED VR AF
-         Canon EF 70-200mm 1:2.8 L IS USM
-         Canon 65-300 f/4-5.6 III USM
-         Sony 70-400mm f/4-5.6G
-         Tokina AT-X 300 AF PRO 300mmf/2.8
-         Canon EF 85mm f/1.8 (lensa telephoto fixed)
Contoh panjang fokus lensa telephoto (Canon EF 70-200mm F2.8 L IS USM )

Lensa Khusus

Lensa khusus adalah lensa yang dibuat untuk mengambil gambar dengan efek-efek fotografi tertentu tanpa perlu rekayasa digital. Banyak sumber informasi yang tidak mengelompokan lensa khusus & lensa berdasarkan jarak fokusnya, namun disini saya pisahkan supaya lebih mudah dipahami.

   -Lensa Mikro

http://blog.warehouseexpress.com/wp-content/uploads/2009/09/canon-ef-100mm-f28l-is-macro-lens.jpgLensa jenis ini banyak digunakan untuk memotret objek yang berukuran kecil. Lensa Mikro adalah lensa yang pada umumnya memiliki hasil jepretan 1:1. Misalkan teman-teman memotret jarum berukuran 4cm, maka jika di potret ukuran jarum yang tertangkap pada sensor tetaplah 4cm.
Lensa ini memiliki sifat fokus yang sangat fokus & akurat. Harga lensa ini juga terbilang mahal, biasanya diatas Rp 5jt. Namun sebenarnya ada cara lain untuk menyulap lensa standar anda menjadi lensa makro untuk menghemat budget yang teman-teman miliki.
Mungkin teman-teman bingung untuk menyebut nama lensa ini. Lensa mikro atau lensa makro ? Sebenarnya itu sama saja, hanya masalah hegemoni  kekuatan Nikon vs Canon saja, Nikon menyebutnya lensa mikro sedangkan Canon & Pentax sebaliknya, mereka menyebutnya lensa Makro.
Contoh lensa makro :
- Canon EF 100mm F2.8 L IS USM Macro
- Nikon Micro-Nikkor Macro lens – 105 mm – F/2.8 – Nikon F
Contoh jepretan lensa Makro :

  -Lensa Prespective Corection

Canon TS-E 17mm f/4 L Tilt-Shift Lens Comparison
Sesuai namanya lensa ini dgunakan untuk mengoreksi sebuahgaris prespektif yang terdistorsi akbiat fotografer mengambil gambar terlalu dekat dari objek. Biasanya digunakan untuk kalangan fotografer arsistektur. Canon sendiri menyebut lensa ini dengan lensa Tilt Shift Lense.
Contoh lensa PC :
- Canon TS-E 17mm f/4 L Tilt-Shift Lens
- Nikon PC-E Nikkor 24mm f/3.5D ED
Canon TS-E 17mm f/4 L Tilt-Shift Lens - New York City, New York, 
USA

-Lensa Fish Eye

Canon EF 8-15mm f/4 L USM Fisheye Lens Review
Canon EF 8-15mm f/4 L USM Fisheye Lens Review
Kalau tadi lensa prespektif digunakan untuk mengoreksi prespektif suatu objek karena adanya distorsi, maka lensa fish eye adalah sebaliknya. Lensa ini termasuk ke dalam lensa sudut lebar, namun memiliki distorsi yang tinggi. Hasil yang didapat menggunakan lensa ini akan berbentuk lengkungan, seperti cembung pada mata ikan.
Contoh lensa fish eye :
- canon ef 8-15mm f/4l fisheye usm
- Nikon AF DX Fisheye-Nikkor 10.5mm f/2.8G ED
http://a3.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/249533_10150198076143644_17382788643_7200836_7496511_n.jpg
Nah bagaimana teman-teman ? Semuanya sudah saya bahas secara rinci disini, boleh copas tapi ijin dulu yah d^^,
Ada kritik, saran, komentar atau pertanyaan ?
Kata kunci yang dicari:
Jenis-jenis lensa pada kamera DSLR, lensa kamera dslr, ragam lensa kamera dslr, segala hal tentang lensa dslr, tips memilih lensa dslr, lensa zoom, lensa normal, lensa standar, lensa wide angel, lensa sudut lebar, lensa telephoto, lensa makro, lensa mikro, lensa mata ikan, lensa fish eye, lensa prespective, lensa tilt-shift, memilih lensa nikon, memilih lensa canon

Tips Memilih Lampu Flash/blitz Studio Photo

0 komentar
Pilihlah lampu baik merk dan tipe nya berdasarkan KEPERLUAN pemotretan yang sering anda lakukan. Karena biasanya yang menjadi pertimbangan utama adalah biaya, menurut saya pribadi adalah kurang tepat.
Artinya begini, memiliki seperangkat lampu studio tentunya adalah hasil dari sebuah pemikiran dan skala prioritas. Kenapa kok anda harus beli lampu? Ini jawabannya harus anda temukan yang paling tepat agar investasi terhadap lampu juga tidak sia-sia. Misalkan begini : anda adalah fotografer yang lebih sering memotret di studio yang kecil, dan untuk pemotretan yang sederhana (pas foto, foto keluarga sederhana, dll). Untuk keperluan itu anda mungkin cukup membeli studio flash 2 unit dengan power 250ws, dan asesoris standar (payung atau softbox), karena apabila anda membeli power yang lebih besar (500 atau bahkan 1000) mungkin tidak akan terpakai maksimal jika tidak di tempat luas dll.    
Lain halnya bila anda memerlukan space yang lebih jauh/lebar antara lampu dan subyek foto. Power flash perlu yang lebih besar, dan asesoris pun perlu yang berbeda. Jangan sampai anda sudah terlanjur membeli lampu paket murah yang ternyata ber-power kecil yang notabene kemampuannya kurang untuk keperluan yang ini. Dan terus berlanjut ke lampu-lampu yang bisa mengakomodir berbagai keperluan pemotretan yang lebih ekstrem, di mana anda akan memerlukan lampu yang mempunyai daya tahan tinggi, tahan panas, tahan banting dan berkemampuan tinggi. Di sini lah letaknya perbedaan mencolok antara lampu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Bukan berarti lampu kelas 1 selalu bagus dan lampu kelas 3 selalu underdog, tidak.
Kembali lagi tinggal bagaimana anda akan menggunakannya dalam kegiatan anda berfotografi. Untuk pemakaian biasa, lampu kelas 3, asalkan anda tidak menuntut yang ini-itu, sudah cukup untuk bisa berkreasi menghasilkan foto bagus. Tapi sebaliknya, bila anda memaksanya untuk bekerja secara forsir maka pada satu saat bukan tidak mungkin akan rusak lebih cepat. Lampu kelas 1 pun bukan merupakan investasi yang tepat apabila keperluan dan gaya anda memotret biasa-biasa saja, atau pangsa pasar yang anda tuju bukan yang terlalu menuntut. Biaya besar pembelian lampu kelas 1 bisa dialihkan untuk membeli peralatan yang lain.
*. Setelah anda menentukan lampu flash yang cocok untuk keperluan Foto Portrait seperti apa yang ingin anda miliki, maka pertimbangan selanjutnya adalah BERAPA dana yang anda sediakan. Urusan uang memang krusial, tapi cobalah menempatkan faktor ini di urutan kedua setelah menentukan jenis lampu yang akan anda miliki. Karena jika kita tempatkan di urutan pertama, biasanya pertimbangannya hanya berdasarkan nilai ekonomis, faktor teknisnya (seperti saya sebut di atas) jadi terabaikan.
Setelah anda pilih tipe lampu seperti apa yang anda perlukan, anda sesuaikan dengan budget yang anda miliki, setelah itu baru anda pilih merk apa yang sesuai budget tersebut. Tentunya pemilihan merk mana yang dipilih sudah melalui pertimbangan yang mana yang layanan purna jualnya (servis, replacement, dll) meyakinkan.

Paket hemat hobi fotografi untuk pemula (seputar 1100D dan D3100)

1 komentar
Banyak sekali pembaca yang tanya kepada saya, bagus mana Canon 1100D atau Nikon D3100. Jawaban saya selalu diplomatis, keduanya bagus tinggal bagaimana kita memaksimalkan alat yang akan kita beli nantinya. Karena memilih DSLR (walaupun yang kelas pemula) tidak semudah membeli ponsel, kita perlu memperhitungkan rencana ke depan seperti ingin dipakai buat apa (nantinya akan menentukan lensa apa saja yang perlu dikoleksi), aksesori apa yang perlu dibeli dan juga lingkungan kita lebih cenderung ke merk apa. Kali ini saya sekedar berikan gambaran untuk memudahkan dalam membangun sistem kamera yang murah meriah, antara EOS 1100D dan Nikon D3100.
Bila anda belum mengenal betul perbedaan 1100D dan D3100, simak ceritanya disini. Saya tidak akan mengulangnya lagi di tulisan ini. Disini saya hanya akan memberi rekomendasi alat fotografi yang terjangkau dan berapa kira-kira dana yang harus disiapkan.

Canon EOS 1100D

Kamera DSLR pemula dengan fitur paling basic ini dijual di harga 5,2 juta dengan lensa kit 18-55mm. Bila anda membeli bodi saja tanpa lensa kit, harganya hanya 4,5 juta saja. Pilihan lensanya (bila membeli bodi saja) bisa Tamron 17-50mm f/2.8 seharga 3 juta yang meski secara rentang fokal hampir sama dengan lensa kit, namun secara diafragma jauh lebih besar dan konstan dengan bukaan besar f/2.8. Contoh foto di bawah adalah EOS 1000D dengan lensa Tamron 17-50mm.
Sebagai lensa telenya, apa lagi yang lebih baik dan lebih murah dari EF-S 55-250mm IS yang dijual di harga 2 juta. Dengan lensa ini anda bisa berkreasi dengan berbagai fokal tele dan cukup terbantu dengan adanya stabilizer IS di lensa.
Untuk kondisi low light dan demi dapat bokeh yang baik, bila anda hanya punya lensa kit, saran saya ambillah lensa fix termurah dan terpopuler EF 50mm f/1.8 yang dijual dengan harga kurang dari 1 juta. Namun bila anda punya lensa Tamron 17-50mm f/2.8, rasanya anda tidak perlu lagi membeli lensa fix 50mm f/1.8.
Guna menghasilkan foto dengan pencahayaan terbaik, gunakan lampu kilat eksternal. Saran utama dari saya belilah Speedlite 320EX seharga 2 juta, yang punya kelebihan mampu menembakkan sinar LED kontinu yang berguna sebagai video light. Namun bila dana jadi kendala, tidak ada salahnya membeli flash murah merk lain semisal Yongnuo YN468 yang dijual kurang dari 1 juta. Yongnuo ini cukup favorit untuk strobist, yang tipe YN468 sudah bisa TTL dan bisa zoom.
Jadi kurang lebih rekapitulasi biayanya :
  • Bodi saja : 4,5 juta
  • Lensa Tamron 17-50mm : 3 juta
  • Lensa tele 55-250mm : 2 juta
  • Flash 320EX : 2 juta
Total sekitar 11,5 jutaan.
Untuk skenario lainnya :
  • Bodi + kit : 5,2 juta
  • Lensa tele 55-250mm : 2 juta
  • Lensa fix 50mm f/1.8 : 1 juta
  • Flash 320EX : 2 juta
Total sekitar 10,2 jutaan.

Nikon D3100

Agak berbeda dengan Canon, anda hanya bisa membeli Nikon D3100 dengan lensa kit AF-S 18-55mm seharga 5,2 juta. Lensa kit Nikon sudah mencukupi untuk kebutuhan dasar dan kualitasnya pun relatif baik. Anda tinggal pertimbangkan lensa lain untuk kebutuhan tele dan di kondisi low light. Sebagai lensa tele rekomendasi saya adalah AF-S 55-300mm VR seharga 3 juta yang bakal menjadi pasangan serasi dari lensa kit seperti contoh gambar di bawah ini. Namun bila dana jadi hambatan, lensa AF-S 55-200mm VR pun bisa dibeli dengan selisih harga 1 juta lebih murah. Jangan beli lensa tele tanpa VR meski lebih murah beberapa ratus ribu.
Untuk lensa fix alias lensa prime, anda bisa memilih salah satu dari AF-S 35mm f/1.8 atau AF-S 50mm f/1.8 yang kebetulan harga jualnya hampir sama di kisaran 2,4 juta. Pilihannya tinggal apakah anda lebih suka fokal yang lebih wide (35mm akan ekivalen 50mm di format DX) atau lebih tele (50mm akan ekivalen 80mm di format DX). Manapun yang dipilih, keduanya adalah lensa handal di low light dan bahkan yang 50mm bisa dipakai juga di kamera FX.
Saran flash eksternal dari saya adalah Speedlight SB700 yang harganya 3 juta. Flash ini adalah penerus dari SB600 yang populer namun sudah diskontinu. Bila terasa terlalu mahal, bisa juga pakai flash merk Nissin Di866 yang harganya 2,2 juta atau yang paling murah cobalah Yongnuo YN467 yang masih bisa TTL di Nikon seharga 800 ribu saja.
Bila kita hitung-hitung :
  • Bodi + lensa kit : 5,2 juta
  • Lensa tele AF-S 55-300mm : 3 juta
  • Lensa fix : 2,2 juta
  • Flash SB700 : 3 juta
Total sekitar 13,4 jutaan.
Bila ingin lebih murah bisa dicoba paket lain :
  • Bodi + lensa kit : 5,2 juta
  • Lensa tele AF-S 55-200mm : 2 juta
  • Lensa fix : 2,2 juta
  • Flash YN467 : 800 ribu
Total sekitar 10,2 jutaan.
Nah itulah gambaran atau estimasi biaya untuk merancang sistem kamera dengan dana terbatas. Selain itu masih perlu dipertimbangkan juga hal-hal pendukung seperti :
  • tripod (misal Velbon CX300 seharga 300 ribu)
  • filter (UV, ND, grad ND, CPL) total bisa 1-2 jutaan
  • memory card, belilah yang kecepatan tinggi (minimal kelas 6)
  • wireless trigger (bila ingin flash off-shoe/strobist)
  • tas kamera (harga bervariasi)
  • dry box untuk menyimpan kamera di rumah (jangan disimpan di dalam tas)
  • baterai cadangan bila perlu
Itulah paket hemat yang bisa saya susun, bila mau dibahas bisa lewat kolom komentar. Kalau anda berminat membeli kamera atau aksesorinya lewat saya juga bisa, barang dikirim lewat TIKI.

Nikon D7000 resmi diluncurkan, siap gantikan D90 untuk bertarung dengan Canon EOS 60D

1 komentar
Hari ini Nikon merilis kamera DSLR kelas menengah baru yang bernama D7000. Kamera yang ditargetkan untuk menggantikan D90 yang begitu populer selama 2 tahun kebelakang ini kini dijual sedikit lebih mahal dengan harga 12 jutaan body only. Hadirnya Nikon D7000 ini bisa diduga adalah jawaban Nikon atas lahirnya Canon EOS 60D dimana keduanya berbagi kemiripan spesifikasi, punya harga jual yang sama dan sama-sama tergolong kamera semi profesional di kelas sensor APS-C. Nikon sendiri sejak hadirnya D5000 tampaknya sudah konsisten untuk menamai jajaran kamera DSLRnya dengan empat digit angka yang lebih aman untuk antisipasi penamaan kameranya hingga beberapa generasi mendatang.
Kalau sebelumnya Nikon mengejutkan pasar dengan membuat D3100 yang pertama memakai prosesor Expeed 2, 1080 HD video dan AF saat video, kini D7000 juga mengusung fitur serupa. Nikon D7000 ini sudah mengikuti tren dengan kemampuan merekam video berformat HD movie 1080p 24fps dengan auto fokus secara kontinu dan keleluasaan mengatur setting video secara manual. Namun andalan Nikon D7000 bukan cuma dalam hal video saja, justru sebagai kamera semi-pro D7000 lebih ditargetkan untuk memanjakan fotografer yang serius menekuni hobi fotografi dengan sederet fitur kelas atas dengan harga yang masih cukup terjangkau.
Berikut fitur dasar dari Nikon D7000 :
  • sensor 16.2 MP, CMOS, APS-C (format DX, crop factor 1.5x)
  • ISO 100-6.400, bisa dipaksa hingga ISO 25.600
  • LCD 3 inci resolusi tinggi
  • burst 6 fps (tidak bertambah cepat bila memakai baterai grip MB-D11)
  • usia shutter teruji hingga 150ribu kali
  • shutter 30-1/8000 detik, sync 1/250 detik (1/320 detik untuk FP)
  • weather proof, magnesium alloy body
  • kemampuan untuk wireless flash commander
  • pentaprisma, 100% finder coverage, 0.94x
  • dual SD slot (kalau di D300s pakai SD-CF slot)
  • Multi-CAM 4800DX, 39 titik AF (9 diantaranya cross type), 3D AF tracking
  • 2016 pixel AE metering (pertama dalam sejarah Nikon)
  • prosesor Expeed 2
  • 14bit A/D (seperti D300)
  • HD movie, 1080p – 24fps / 720p – 30fps, H.264 codec
  • AF saat video, maksimum rekam 20 menit
  • Fine tune AF (seperti D300)
  • Virtual horizon (seperti D300)
  • EN-EL15 baterai Lithium baru
  • paket body only atau dengan lensa kit AF-S 18-105mm VR
Ditinjau dari spesifikasi di atas nampak kalau hampir untuk semua aspek terdapat peningkatan signifikan dibanding D90, bahkan menyerupai fitur pada D300. Maka itu rasanya wajar bila pemilik D90 pun bakal tergoda untuk upgrade ke D7000 ini. Bodi kamera ini sepintas masih mirip dengan D90 dengan perbedaan adanya tombol khusus untuk live-view dan movie (persis seperti pada D3100).  Nikon D7000 punya tata letak tombol sebelah kiri yang sama seperti D90 yaitu untuk mengakses MENU, WB, ISO, dan QUALity. Namun pada D7000 disediakan tombol putar untuk mengakses mode pemotretan S, CL, CH seperti pada D300 (tombol putar semacam ini tidak ada di D90). Pada mode dial D7000 tidak lagi diberikan beberapa Scene Mode seperti Landscape, Macro dsb. Sebagai gantinya, tersedia satu pilihan Scene Mode, dua User Profile yang bisa disimpan (U1 dan U2) untuk melengkapi mode P, A, S, M dan AUTO.

Istilah-istilah pada lensa Nikon

0 komentar
Pemakai kamera SLR digital Nikon sebagian besar tentunya juga memakai lensa Nikon. Hal ini karena lensa Nikon memiliki kualitas optik yang amat baik dan tentunya banyak pilihan lensa yang tersedia. Dengan semakin berkembangnya teknologi lensa, kini istilah yang biasa dipakai pada lensa Nikon semakin banyak dan terkadang membingungkan untuk sebagian orang.
18-200
Sebagai contoh, bagaimana maksud dari istilah lensa Nikkor AF-S DX 18-200mm 1:3.5-5.6G VR IF ED? Barangkali catatan kecil ini ada gunanya.
  • Nikkor : Nama untuk lensa buatan Nikon.
  • AF-S : Lensa Nikon yang memiliki motor ‘SWM’ sehingga proses auto fokus dilakukan di lensa, bukan pada bodi kamera. Lensa AF-S diyakini lebih cepat dan akurat dalam urusan auto fokus dibanding lensa AF lainnya.
  • DX : Lensa Nikon khusus untuk DSLR Nikon berformat DX (memiliki sensor APS-C). Lensa ini memiliki lingkar gambar lebih kecil dari lensa Nikon lain, sehingga memiliki ukuran yang juga lebih kecil. Apabila lensa ini dipasang pada DSLR Nikon berformat FX seperti Nikon D3, maka akan terjadi vignetting.
  • G : Menyatakan ketiadaan aperture ring pada lensa. Pemilihan nilai aperture hanya bisa dilakukan melalui dial kamera (kamera SLR Nikon lama tidak kompatibel dengan lensa G ini).
  • VR : Vibration Reduction, teknologi stabilizer pada lensa untuk meminimalisir getaran tangan saat memotret pada kecepatan rendah. Dengan memakai lensa VR kemungkinan gambar blur dapat dihindari karena elemen VR akan mengkompensasi getaran, kemampuannya hingga 3-4 stop.
  • IF : Internal Focusing, proses auto fokus terjadi didalam lensa sehingga tidak ada bagian luar lensa yang berputar saat lensa mencari fokus. Ini memungkinkan penambahan filter tertentu pada bagian depan lensa.
  • ED : Extra low Dispersion, elemen lensa khusus yang ditujukan meningkatkan kontras dan ketajaman dengan meniadakan penyimpangan warna saat cahaya memasuki bagian lensa / chromatic aberration.
Jadi, lensa tadi memiliki arti lensa Nikon berformat DX yang memiliki motor fokus pada lensa, memiliki jangkauan zoom terdekat di 18mm, terjauh di 200mm dengan diafragma maksimal pada saat wide di f/3.5, terjauh di f/5.6, memiliki teknologi stabilizer VR, tidak memiliki aperture ring, dilengkapi elemen lensa ED dan sistem mekanisme auto fokusnya secara internal. Karena lensa DX dirancang untuk dipasang di kamera Nikon DSLR bersensor APS-C, maka akan terkena crop factor 1,5x sehingga jangkauan efektifnya setara dengan 27-300mm.
Untuk lensa Nikon lainnya, masih banyak istilah lain yang biasa dipakai. Inilah diantaranya :
  • SIC : Super Integrated Coating, lapisan khusus untuk menghilangkan flare saat lensa terkena cahaya matahari.
  • N : Nano crystal coat, lapisan lensa yang juga dipakai untuk mengurangi flare dan ghosting.
  • Asph : Aspherical lens, lensa khusus untuk mengurangi distorsi dan penyimpangan warna.
  • D : Distance information, untuk memberikan informasi tentang jarak objek ke kamera sehingga membantu kerja sistem Matrix metering dan iTTL flash.
  • DC : Defocus Control, untuk mengubah-ubah variasi bokeh sehingga foto portrait dapt memiliki background yang blurnya sesuai.
  • Micro : Istilah untuk lensa khusus makro.
Itulah beberapa istilah dari lensa Nikon, barangkali ada gunanya bagi anda para pemakai dan calon pemakai kamera SLR Nikon.

Email subscribe

Sign up for our newsletter to receive the latest news and event postings.

Copyright © 2011 Photography Tutorial, All Right Reserved. Design by Java Templates Powered by Blogger